Mengenal sistem Kasta dari Buku The Wisdom Of Bali by Anand Krishna. Buku berkaitan dengan hal-hal suci di Bali. Bagaimana masyarakat Bali menciptakan surga di bumi. Mulai dari prinsip-prinsip dasar yang tertuang dalam 'Bhinneka Tunggal Ika' yang berasal dari bahasa Sansekerta bermakna biarpun berbeda-beda tetapi satu juga. Membaca buku ini secara khusus kita bisa memahami adat istiadat masyarakat Bali. Baik filofosi hidup mereka dan ritual agama serta seni yang lekat dengan masyarakat Bali. Tetapi di sini secara khusus saya akan menulis tentang sistem kasta masyarakat Bali.
Kemudian membahas kasta kehidupan manusia yang berlaku dalam adat Bali. Dimana sistem kasta ini mungkin sudah sering kita dengar sebelumnya. Saya sendiri sering mendengar tentang sistem kasta, tetapi cerita-cerita negatif tentang sepasang kekasih yang tidak jadi menikah hanya karena ditentang adat, karena keduanya memiliki kasta yang berbeda. Salah satu cerita ini terdapat dalam Surat Untuk Ruth dalam novel yang ditulis oleh Bernard Batubara. Di sana ditulis, tokoh utama cerita ini memiliki dua sahabat yang sama-sama berasal dari Bali. Si perempuan memiliki kasta yang lebih tinggi dari si laki-laki dan akhirnya mereka pisah karena sistem kasta tidak memungkinkan mereka bersama.
Sistem kasta masyarakat Bali dikenal dengan istilah Catur Varna (The caste of Humanity). Sistem kasta ini sering dianggap ketingalan zaman dan lebih parahnya dianggap melanggar hak asasi manusia. Ningspara tidak akan membahas apakah ini benar melanggar hak asasi manusia atau tidak. Karena jika kita melihat dari sisi lainnya, Bali berhasil menjadi salah satu destinasi wisata dunia adalah karena sistem adat yang masih kuat dan barangkali kita semua senang jika Bali mampu mempertahankan eksistensinya sebagai salah satu pulau dengan adat istiadat yang begitu kaya. Setelah membaca buku The Wisdom Of Bali yang ditulis Anand Krishna, kita bisa memahami sistem kasta Bali dengan pikiran yang terbuka serta pemahaman yang baik.
Sistem Kasta di Bali terdiiri dari empat tingkatan. Pertama disebut 'Brahmins' atau kaum Brahma. Kedua disebut Kshatiyas atau 'Kesatria' kemudian 'Vaishyas' dan 'Shudras'. Meskipun sistem kasta ini lebih kita kenal sebagai sistem yang dipegang ketat oleh umat Hindu Bali, tetapi sistem Kasta ini dikatakan, sebenarnya dimiliki oleh seluruh umat manusia. Mengapa?
Brahmins - Adalah golongan manusia terpelajar. Mereka bekerja sebagai guru, pendidik, filsuf, para pemikir, konselor dan lain sebagainya. Tipe brahmins bukan orang yang kita temui di tepi jalan, memakai jubah dan membawa kitab suci.Tipe Brahmins juga kita temui di kampus, di sekolah, di gedung pemerintahan dan lain sebagainya, di dunia modern. Secara alami mereka memiliki sifat -sifat kalem dan tidak agresif. Mereka bertanggung jawab dan bijak layaknya seorang guru.
Kesatria - Tipe prajurit. Yang termasuk ke dalam grup ini adalah mereka yang bekerja sebagai aktivis, politikus, organizer dan para pemimpin. Mereka bertabiat agresif dan hiperaktif. Tipe Kesatria kadang kehilangan ketenangan dan bereaksi dengan tergesa-gesa.
Vaishyas - Tipe pengusaha (entrepreneur). Mereka mengolah bisnis dan menghasilkan uang, reaslistis dan pragmatis dalam berpikir. Tipe ini akan sangat berkontribusi ke masyarakat ketika terjun ke dunia perdagangan, industri dan sejenisnya. Tipe ini memiliki energi yang banyak tetapi kadang tidak berdaya jika ekspektasi mereka tidak sesuai dengan kenyataan.
Shudras - Tipe pekerja. Tipe Shudras bisa membantu tiga tipe kasta di atas. Mereka hidup sebagai karyawan dan lain sebagainya.
Dalam abad ke-20 ini, kita bisa melihat bahwa sebenarnya keempat grup ini saling melengkapi. Leluhur orang Bali dikatakan telah menasehati mereka untuk menggali potensi, skill dan kemampuan masing-masing, sesuai atau di luar kasta mereka.
Pada kenyataannya, banyak tokoh dalam buku-buku kuno Hindu yang tidak hidup sesuai dengan kasta dia dilahirkan. Misalnya Bhagavan Vyas, lahir sebagai seorang Shudra (pekerja). Tetapi dia menempa dirinya sebagai seorang Brahma. Pada zaman sekarang kita juga menemukan mereka yang lahir sebagai Brahma bekerja di bidang politik (mereka yang berawalan nama Ida Bagus, Ida Ayu, Pidada, dll). Padahal pekerjaan tersebut adalah untuk mereka yang lahir sebagai Kesatria. Kita juga bisa melihat kasta Shudras mengambil pekerjaan seorang kesatria. Sama sekali tidak ada masalah ketika seseorang itu mampu mengerjakannya. Tetapi memang, ada orang yang tidak mampu dan memaksakan diri, kemudian dia membawa banyak masalah bukan hanya pada orang lain, tetapi juga pada dirinya sendiri karena bekerja tidak sesuai dengan varna (panggilan) mereka masing-masing.
Lebih celaka lagi, misalnya, mereka yang lahir sebagai Brahma kemudian menyombongkan diri karena dia seorang keluarga Brahma. Tetapi tidak mengasah diri, tidak memiliki kemampuan sebagai seorang Brahma. Sama halnya dengan kesatria, Shudra dan Vaishyas. Kita bisa lahir di keluarga apa saja, tetapi siapa kita yang sebenarnya merupakan usaha dan tanggung jawab kita secara pribadi.
Buku The Wisdom Of Bali oleh Anand Krishna ditulis dalam berbahasa Inggris. Sebagian dari tulisan ini diterjemehakan oleh Ningspara ke dalam bahasa Indonesia. Sebagian lagi merupakan penambahan atau pengurangan layaknya seseorang yang mereview sebuah buku dengan mencantumkan pendapat pribadi. Jika ingin membaca Buku The Wisdom Of Bali oleh Anand Krishna, silahkan hubungin kontak saya. Karena buku ini adalah buku pribadi saya sendiri. Buku ini sangat bagus. Saya sampai menyesal membaca buku ini belakangan. (ningspara.com - Blogger Buku Indoonesia).
Identitas Buku Buku The Wisdom Of Bali oleh Anand Krishna (The Sacred Science of Creating Heaven on Earth)
Jumlah halaman : 162, Full color, hard cover.
Diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, tahun 2010.
Editor: Alicia McKee, desain sampul : Tunggal Setiawan.
Kesatria - Tipe prajurit. Yang termasuk ke dalam grup ini adalah mereka yang bekerja sebagai aktivis, politikus, organizer dan para pemimpin. Mereka bertabiat agresif dan hiperaktif. Tipe Kesatria kadang kehilangan ketenangan dan bereaksi dengan tergesa-gesa.
Vaishyas - Tipe pengusaha (entrepreneur). Mereka mengolah bisnis dan menghasilkan uang, reaslistis dan pragmatis dalam berpikir. Tipe ini akan sangat berkontribusi ke masyarakat ketika terjun ke dunia perdagangan, industri dan sejenisnya. Tipe ini memiliki energi yang banyak tetapi kadang tidak berdaya jika ekspektasi mereka tidak sesuai dengan kenyataan.
Shudras - Tipe pekerja. Tipe Shudras bisa membantu tiga tipe kasta di atas. Mereka hidup sebagai karyawan dan lain sebagainya.
Dalam abad ke-20 ini, kita bisa melihat bahwa sebenarnya keempat grup ini saling melengkapi. Leluhur orang Bali dikatakan telah menasehati mereka untuk menggali potensi, skill dan kemampuan masing-masing, sesuai atau di luar kasta mereka.
Pada kenyataannya, banyak tokoh dalam buku-buku kuno Hindu yang tidak hidup sesuai dengan kasta dia dilahirkan. Misalnya Bhagavan Vyas, lahir sebagai seorang Shudra (pekerja). Tetapi dia menempa dirinya sebagai seorang Brahma. Pada zaman sekarang kita juga menemukan mereka yang lahir sebagai Brahma bekerja di bidang politik (mereka yang berawalan nama Ida Bagus, Ida Ayu, Pidada, dll). Padahal pekerjaan tersebut adalah untuk mereka yang lahir sebagai Kesatria. Kita juga bisa melihat kasta Shudras mengambil pekerjaan seorang kesatria. Sama sekali tidak ada masalah ketika seseorang itu mampu mengerjakannya. Tetapi memang, ada orang yang tidak mampu dan memaksakan diri, kemudian dia membawa banyak masalah bukan hanya pada orang lain, tetapi juga pada dirinya sendiri karena bekerja tidak sesuai dengan varna (panggilan) mereka masing-masing.
Baca Juga: Cari Tahu Info Bimtek Pusdiklat Pemendagri Terbaru
Lebih celaka lagi, misalnya, mereka yang lahir sebagai Brahma kemudian menyombongkan diri karena dia seorang keluarga Brahma. Tetapi tidak mengasah diri, tidak memiliki kemampuan sebagai seorang Brahma. Sama halnya dengan kesatria, Shudra dan Vaishyas. Kita bisa lahir di keluarga apa saja, tetapi siapa kita yang sebenarnya merupakan usaha dan tanggung jawab kita secara pribadi.
Buku The Wisdom Of Bali oleh Anand Krishna ditulis dalam berbahasa Inggris. Sebagian dari tulisan ini diterjemehakan oleh Ningspara ke dalam bahasa Indonesia. Sebagian lagi merupakan penambahan atau pengurangan layaknya seseorang yang mereview sebuah buku dengan mencantumkan pendapat pribadi. Jika ingin membaca Buku The Wisdom Of Bali oleh Anand Krishna, silahkan hubungin kontak saya. Karena buku ini adalah buku pribadi saya sendiri. Buku ini sangat bagus. Saya sampai menyesal membaca buku ini belakangan. (ningspara.com - Blogger Buku Indoonesia).
Identitas Buku Buku The Wisdom Of Bali oleh Anand Krishna (The Sacred Science of Creating Heaven on Earth)
Jumlah halaman : 162, Full color, hard cover.
Diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, tahun 2010.
Editor: Alicia McKee, desain sampul : Tunggal Setiawan.
No comments:
Post a Comment