Film The God Father 3 Gagal. Aku pernah membaca/ mendengar
beberapa ulasan tentang sekuel “The God Father” dari penonton biasa sepertiku
maupun penonton luar biasa alias orang-orang yang sering mengkritik sebuah
karya baik buku, film, musik, dll.
Dari ulasan tersebut mereka mengatakan bahwa “The God Father III” dan “The God Father II adalah yang terbaik dari ketiga sekuel ini. Begitulah kebanyakan ulasan yang kubaca. Namun aku sendiri menilai bahwa “The God Father I menjadi awal sekaligus puncak dari sekuel ini. Kenapa demikian? Aku melihat dari perubahan drastis yang terjadi pada Michael yang memutuskan menggantikan ayahnya menjadi seorang “Don”.
Dari ulasan tersebut mereka mengatakan bahwa “The God Father III” dan “The God Father II adalah yang terbaik dari ketiga sekuel ini. Begitulah kebanyakan ulasan yang kubaca. Namun aku sendiri menilai bahwa “The God Father I menjadi awal sekaligus puncak dari sekuel ini. Kenapa demikian? Aku melihat dari perubahan drastis yang terjadi pada Michael yang memutuskan menggantikan ayahnya menjadi seorang “Don”.
Kemudian alasan kenapa Michael
bersedia menggantikan ayahnya bisa kita
dengar di “The God Father III” ketika dia meminta rujuk dengan istrinya, Kay.
The God Father III “gagal” membuat
akhir cerita yang mengoyak hati. Meninggalnya putri Don Michael Corleone
menjadikan film ini serupa sinetron Indonesia. Terlalu dramatis. Itulah yang
kurasakan sebagai penonton.
Namun demikian, aku tetap renyuh ketika Michael, The God Father mengakui dosanya pada seorang Uskup, “Aku membunuh anak ibuku. Aku membunuh anak ayahku.”
Namun demikian, aku tetap renyuh ketika Michael, The God Father mengakui dosanya pada seorang Uskup, “Aku membunuh anak ibuku. Aku membunuh anak ayahku.”
Jujur, film ini membuat penasaran
dengan kehidupan para mafia. Apakah benar demikian? Seperti digambarkan dalam sekuel
The God Father. Ewwwhhh.
Ketika bertemu karya hiburan yang
bagus (film, lagu, buku), aku sering bertanya, “Kok bisa ya ada karya sebagus
ini? Dan The God Father berhasil membuatku bertanya hal itu.
Bagaimana dengan kamu? Apa
tanggapanmu terhadap The God Father? Bagian mana yang lebih membuat hatimu
merana menonton film ini?
Related Post:
Related Post:
No comments:
Post a Comment